>

Sabtu, 26 Mei 2012

LAN Switching

Ethernet
Ethernet berbasis standard IEEE 802.3 dan menyediakan 10 MB bandwidth untuk end user. Semakin banyak user yang ada pada sebuah segmen Ethernet, semakin besar kemungkinan terjadi collision, yang merubah sinyal yang dikirimkan sebuah host jadi tidak bisa digunakan. Ketika host terhubung pada satu switchport tersendiri, 10 mb bandwidth yang tersedia akan terpakai oleh host itu sendiri, dan peluang terjadinya collision menjadi nol. Setiap port pada sebuah switch merupakan sebuah collision domain tersendiri.
Ethernet menggunakan kabel UTP (Unshielded Twisted Pair), yang panjangnya terbatas sejauh 100 meter. Dalam model networking 3 layer, umumnya Ethernet bisa ditemukan pada access layer, yang menghubungkan end user pada network

Konsep Spanning Tree Protocol

Saat desain LAN memerlukan beberapa switch, umumnya network enginer menyertakan segment LAN yang redundant diantara switch-switch tersebut. Tujuannya sederhana, switch-switch berkemungkinan mengalami kegagalan beroperasi, atau ada kemungkinan kabel terputus atau ter-unplug sehingga dengan adanya segment redundant ini, layanan network masih bisa berjalan walaupun ada kendala diatas.
LAN dengan link yang redundant memungkinkan frame mengalami looping didalam network tanpa henti. Frame yang looping ini menyebabkan gangguan performansi pada network. Oleh karena itu, LAN memanfaatkan Spanning Tree Protocol (STP), yang memungkinkan LAN tetap bisa menggunakan link redundant tanpa harus menanggung resiko adanya frame yang looping dalam network.
Tanpa adanya Spanning Tree Protocol (STP), LAN dengan link yang redundant mengakibatkan adanya frame yang looping tanpa henti didalam network. Dengan STP, beberapa switch akan mem-block interface/port-nya agar port tersebut tidak bisa lagi mem-forward frames keluar. STP akan menentukan port mana yang harus di block sehingga hanya 1 link saja yang aktif dalam satu segment LAN. Hasilnya, frame tetap bisa ditransfer antar-komputer tanpa menyebabkan gangguan akibat adanya frame yang looping tanpa henti di dalam network.

Kamis, 24 Mei 2012

Pengertian dan fungsi AP,Wireless dan SSID

Access Point (AP)


Pengertian:
adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan alat-alat dalam suatu jaringan, dari dan ke jaringan Wireless.


Fungsi:


Fungsi Access Point adalah sebagai Hub/Switch yang bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel para client/tetangga anda, di access point inilah koneksi internet dari tempat anda dipancarkan atau dikirim melalui gelombang radio, ukuran kekuatan sinyal juga mempengaruhi area coverage yang akan dijangkau, semakin tinggi kekuatan sinyal (ukurannya dalam satuan dBm atau mW) semakin luas jangkauannya.

Rabu, 23 Mei 2012

IPSec

IPSec merupakan singkatan dari IP security. IPSec merupakan suatu protokol yang digunakan untuk melakukan pertukaran paket pada layer IP secara aman. IPSec menyediakan dua jenis mode enkripsi, yaitu mode transport dan mode tunnel. Mode transport akan mengkripsi bagian data (payload) masing-masing paket tanpa mengubah header paket tersebut. Algoritma yang digunakan untuk mengenkripsi data adalah algoritma kriptografi simetris. IPSec mode ini menggunakan sub-protokol yang disebut sebagai encapsulated security payload (ESP).

AAA Server


AAA server, singkatan dari authentication, authorization dan accounting,  merupakan program server yang bertugas untuk menangani permintaan akses ke suatu komputer dengan menyediakan proses autentikasi, otorisasi dan akunting (AAA). AAA merupakan cara yang cerdas untuk mengendalikan akses ke suatu komputer, menerapkan kebijakan, memeriksa penggunaan komputer dan menyediakan informasi yang diperlukan untuk keperluan tagihan (pembayaran). Kompinasi proses ini sangat efektif untuk menyediakan manajemen dan keamanan jaringan.

Sabtu, 05 Mei 2012

VLAN

PENGANTAR
Pemanfaatan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi data hingga saat ini semakin meningkat. Kebutuhan atas penggunaan bersama resources yang ada dalam jaringan baik software maupun hardware telah mengakibatkan timbulnya berbagai pengembangan teknologi jaringan itu sendiri. Seiring dengan semakin tingginya tingkat kebutuhan dan semakin banyaknya pengguna jaringan yang menginginkan suatu bentuk jaringan yang dapat memberikan hasil maksimal baik dari segi efisiensi maupun peningkatan keamanan jaringan itu sendiri. Berlandaskan pada keinginan-keinginan tersebut, maka upaya-upaya penyempurnaan terus dilakukan oleh berbagai pihak. Dengan memanfaatkan berbagai tekhnik khususnya teknik subnetting dan penggunaan hardware yang lebih baik (antara lain switch) maka muncullah konsep Virtual Local Area Network (VLAN) yang diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik dibanding
Local area Network (LAN).